Petani Minta Pemerintah Kontrol Harga Kakao
CELEBES TOP NEWS – Dari data yang dikumpulkan Forum Kakao Aceh (FKA) Kabupaten Bireuen, harga biji kakao kering pada Kamis (21/11/2019) berkisar Rp 31.500/kg. Kenaikan harga itu terjadi sejak awal bulan November.
“Bahkan hari Rabu 20 November kemarin harga biji kakao kering sudah mencapai 32.000/kg. Padahal pada awal bulan Oktober 2019 atau dua bulan lalu harganya masih berkisar Rp 27.000/kg” kata Ketua For Kakao Aceh Kabupaten Bireuen, Husaini MY, kepada wartawan, Jumat (21/11/2019
Petani bertambah semangat membersihkan lahan kebun. Hal itu bisa meningkatkan hasil produksi buah kakao.
Harga kakao anjlok di Aceh Timur akibat diserang hama
Banda Aceh (ANTARA) - Harga biji kakao kering di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh sejak beberapa hari terakhir mengalami penurunan disebabkan kualitas biji kakao kurang bagus akibat diserang hama pada saat musim panen.
“Saat ini kualitas biji kakao kurang bagus karena serangan hama, harganya anjlok dari Rp27 ribu per kilogram menjadi Rp18 ribu per kilogram,” kata Pengepul Kakao Kering Kecamatan Darul Aman, Muhammad Nasir di Aceh Timur, Senin.
Dia menjelaskan harga yang turun drastis tersebut menekan keuntungan petani. Biasanya biji kakao kering dibeli dari petani Aceh Timur kemudian untuk dipasok ke Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Read more: Harga kakao anjlok di Aceh Timur akibat diserang hama
Provinsi Penghasil Kakao Terbesar 2018
Sulawesi Tengah merupakan provinsi penghasil kakao terbesar pada 2018. Menurut data Kementerian Pertanian, produksi kakao provinsi dengan ibu kota Palu tersebut mencapai 100.702 ton. Sementara di urutan kedua Sulawesi Selatan dengan produksi 100.567 ton dan di posisi ketiga Sulawesi Tenggara 93.301 ton. Kakao merupakan tanaman penghasil cokelat. Dari 10 provinsi penghasil kakao terbesar mencapai 524.056 ton atau sekitar 88% total produksi kakao nasional sebesar 593.833 ton. Berdasarkan regional, Sulawesi merupakan penghasil utama kakao pada tahun lalu, yakni mencapai 358.125 ton atau lebih dari 60% produksi jagung nasional.
Aceh Timur komit kembalikan kejayaan kakao
Idi, Aceh Timur (ANTARA) - Kabupaten Aceh Timur dikenal sebagai sentra kakao pada tahun 1980 hingga tahun 2000. Saat itu Aceh Timur punya sekitar 15 ribu hektare kebun kakao dengan produksi rata-rata 1,5 ton/Ha/tahun.
"Tapi sekarang, luas kebun makin menyusut dan hasil produksi juga turun drastis menjadi 397 Kg/Ha/tahun," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Aceh Timur, Ahmad waktu meninjau kebun kakao sekaligus memberikan penyuluhan kepada petani di Desa Paya Laman, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Selasa (8/10).
Aceh Perlu Segera Tangani Masalah Kakao
BANDA ACEH - Aceh berada di urutan ketujuh provinsi penghasil kakao di Indonesia. Dengan menghasilkan 1,9 persen dari total produksi kakao nasional, secara agroklimat Aceh memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan komoditas tersebut. Sayangkan, potensi tersebut belum bisa ditangani dengan baik sehingga cenderung merugikan petani. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Karena itu, semua pihak terkait di Aceh perlu segera bekerja sama agar semua masalah yang ada dalam pengembangan tanaman kakao bisa teratasi dengan baik.
Demikian antara lain dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdanganan (Disperindag) Aceh yang diwakili Sekretaris Dinas, Muslem Yacob MPd, saat membuka workshop pelaku usaha kakao di Hotel Sultan, Banda Aceh, Selasa (1/10/2019).